Melalui jaringan backlink yang kami miliki merupakan penyedia jasa backlink menerima berbagai backlink Indonesia dengan layanan jasa backlink murah yang kami kelola secara manual dan profesional. Kami menawarkan jasa backlink terbaik. Bagaimana cara membeli backlink dari kami?. Silahkan 👉 Hubungi Kami! harga sangat terjangkau!

01. Backlink Indonesia 26. Iklan Maluku Utara
02. Backlink Termurah 27. Iklan Nusa Tenggara Barat
03. Cara Membeli Backlink 28. Iklan Nusa Tenggara Timur
04. Iklan Aceh 29. Iklan Online Indonesia
05. Iklan Bali 30. Iklan Papua
06. Iklan Bangka Belitung 31. Iklan Papua Barat
07. Iklan Banten 32. Iklan Riau
08. Iklan Bengkulu 33. Iklan Semesta
09. Iklan Dunia 34. Iklan Sulawesi Barat
10. Iklan Gorontalo 35. Iklan Sulawesi Selatan
11. Iklan Internet 36. Iklan Sulawesi Tengah
12. Iklan Jakarta 37. Iklan Sulawesi Tenggara
13. Iklan Jambi 38. Iklan Sulawesi Utara
14. Iklan Jawa Barat 39. Iklan Sumatra Barat
15. Iklan Jawa Tengah 40. Iklan Sumatra Selatan
16. Iklan Jawa Timur 41. Iklan Sumatra Utara
17. Iklan Kalimantan Barat 42. Iklan Terbaru
18. Iklan Kalimantan Selatan 43. Iklan Yogyakarta
19. Iklan Kalimantan Tengah 44. Jaringan Backlink
20. Iklan Kalimantan Timur 45. Jasa Backlink
21. Iklan Kalimantan Utara 46. Jasa Backlink Murah
22. Iklan Kepulauan Riau 47. Jasa Backlink Terbaik
23. Iklan Lampung 48. Jasa Backlink Termurah
24. Iklan Link 49. Media Backlink
25. Iklan Maluku 50. Raja Backlink

Kami jaringan backlink sebagai media backlink bisa juga menerima content placement yakni jasa backlink termurah kami di dalam artikel. Pesan segera jasa backlink termurah ini. Karena kami adalah raja backlink yang sebenarnya!

Kebersahajaan di Kampung Religius (Kampung Adat Mahmud)

MEMASUKI Kampung Adat Mahmud, napas religius tampak terasa. Meski sejumlah bangunan telah tersentuh arsitektur modern, selebihnya rumah-rumah masih bersahaja. Nuansa keislaman terasa dari jajaran penjual busana dan aksesori di dekat masjid. Tampak jongko kopiah, baju koko, dan gamis, mukena, hingga tasbih. Ada juga yang menjajakan Alquran dan buku-buku agama Islam lainnya.

Kebersahajaan di Kampung Religius (Kampung Adat Mahmud)
USEP USMAN NASRULLOH/*PR*
MAKOM Eyang Mahmud di Kampung Adat Mahmud, Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabuapten Bandung. Kampung Mahmud dibangun sekitar abad ke 15 masehi. Merka menempati daerah seluas 4 hektar yang dihuni oleh sekitar 200 keluarga oleh Eyang Abdul Manaf.
Secara administratif. Kampung Adat Mahmud berada di wilayah Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, kabuapten badnung. Lokasi Kampung Mahmud berada di RW 04. Di sana hanya ada dua RT, yaitu RT 01 dan RT 02. Akses menuju Kampung Adat Mahmud dari Kota Bandung juga kian mudah dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Kampung Mahmud dibangun sekitar abad ke-15 masehi. Mereka menempati daerah seluas 4 hektar yang dihuni oleh sekitar 200 keluarga. Sementara mayoritas mata pencaharian penduduknya bekerja sebagai petani.

Pendiri Kampung Mahmud adalah Eyang Abdul Manaf. Berdasarkan beberapa sumber, Eyang Abdul Manaf adalah salah seorang leluhur yang merupakan keturunan dari Sultan Mataram. Salah seorang putra Sultan Mataram adalah Syahid Abdurrahman yang memiliki putra yang bernama Pangeran Atasangin. Pangeran ini kemudian memiliki putra, yaitu Dipatiukur Agung yang kemudian berputrakan Pangeran Wangsanata.

Dalem Nayasari yang menyebarkan Islam di Tarogong Garut, merupajan putra Pangeran Wangsanata. Dalem Nayasari kemudian memiliki putra bernama Pangeran Nagadirdja dan kemudian berputrakan Eyang H Abdul Manaf.

Eyang Abdul Manaf meninggalkan kampung halamannya menuju ke tanah Suci Mekah. Pada suatu waktu, ia memutuskan untuk kembali ke tanah air. Sebelum kepulangannya ke tanah air, di dekat Masjidil Haram ia memanjatkan doa kepada yang mahakuasa. Dalam doanya, ia meminta suatu kampung yang bebas dari penjajah. Sekembalinya ke tanah air, tepatnya di tatar Sunda, ia mencari lahan untuk tempat perkampungan. Pencarian berakhir setelah ditemukan lahan rwa yang terdapat di pinggiran Sungai Citarum. Satu demi satu rumah penduduk bermunculan di sana, hingga akhirnya membentuk suatu kampung. Kampung itu kemudian diberi nama Mahmud.

Hingga kini, Eyang Abdul Manaf mempunyai tujuh generasi penerus. Keberadaan meraka masih eksis hingga kini. Sebagai masyarakat yang masih menajga tradisi leluhurnya, warga Kampung mahmud sangat mencintai dan menghormati leluhurnya. Sebagai bukti kecintaan, penghargaan, dan penghormatan terhadap para leluhur, mereka memelihara makamnya dengan baik.

Terus berkembang
Awalnya keberadaan Kampung mahmud seperti terpencil. Namun, sejak dibangunnya sebuah jembatan besar hingga dapat menembus kampung tersebut, jembatan inilah seolah memutus keterasingan waraga Mahmud dengan dunia luar.

Rumah asli penduduk Kampung Adat Mahmud adalah rumah bersahaja, sederhana dengan dinding bilik bambu, tidak bertembok, tidak berkaca, serta berbentuk panggung. Selain merupakan aturan adat, warga sangat menjunjung kesederhanaan dan tak saling menonjolkan diri.

Pilihan membangun rumah panggung sebenarnya didasarkan atas fakta bahwa tanah di perkampungan Mahmud sangatlah labil karena berdiri di atas tanah bekas rawa di pinggiran Sungai Citarum.

Sayangnya, pemandangan dulu lain dengan sekarang sebagai bentuk gerusan zaman. Kini, di sssssana sini kini mulai terlihat rumah-rumah beton bertembok dan menggunakan kaca. Setiap sudut rumah yang berjajar, terparkir motor.

Pada awal terbentuknya Kampung Mahmud ini, Eyang Abdul Manaf melarang penduduk membuat lubang sumur, tembok, dan kaca. Eyang Abdul manaf juga melarang penduduknya untuk memeliahra angsa dan kambing sebagai ternak, serta dilarang memiliki beduk dan gong untuk menghindarkan masyarakat dari ancaman penjajah. Wajar saja, akrena kampung itu dulunya merupakan tempat persembunyian para pejuang.

Selain terdapat makam Eyang Abdul manaf, di Kampung Mahmud terdapat sejumlah makam lainnya. Makam-makam ini sering didtangi para peziarah. Tak sedikit pula para peziarah yang sengaja menginap di sana hingga berhari-hari. Kebanyakan peziarah datang pada bulan Mulud.

Jika ingin menuju ke Kampung Mahmud, ada sejulmah alternatif rute yang dapat ditempuh menuju Kampung Mahmud. Terdapat angkutan kota (angkot) yang langsung menuju ke sana, yaitu jurusan Tegallega-Mahmud. Angkot lainnya yang melintas adalah jurusan Cipatik. Sayang, kini jalan-jalan menuju ke Kampung Adat Mahmud rusak berat. Padahal, kampung itu merupakan salah satu aset wisata religi di Kabupaten Bandung.

Sumber: Ahmad Yusuf/*Pikiran Rakyat*, Senin 8 Juli 2013

Jadi Agen Iklan Hasilkan Jutaan Selamanya

close
Jadi Agen Iklan